This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sabtu, 31 Mei 2014

Mercusuar Dibangun Malaysia Kini Berwarna Merah-Putih




Bangunan mercusuar buatan Malaysia hingga kini masih berdiri di kawasan peraian Tanjung Datuk, Kalimantan Barat. Tiga tiang pancang 13 meter itu kokoh berdiri di perairan Indonesia.

Tapi ada yang berbeda dari bangunan mercusuar itu. Tiga tiang pancangnya sudah dicat warna merah-putih. Warna bendera Indonesia. Karena tiang itu memang berdiri di atas wilayah Indonesia.

Sebanyak dua kapal perang milik TNI Angkatan Laut disiagakan di kawasan tersebut, KRI 632 Lemadang dan KRI 352 Slamet Riyadi.

Supriyandi, warga Tanjung Datuk kepada VIVAnews, Jumat 30 Mei 2014, mengatakan sebelum ada kapal patroli TNI AL, tiga kapal milik Malaysia sering memasuki perairan Tanjung Datuk.

"Tapi selama ada kapal perang milik TNI AL jarang terlihat lagi,” kata Supriyandi.

Kata Supriyandi, hingga kini masyarakat masih kesulitan melaut. Karena sejak pembangunan mercusuar itu, nelayan masih takut dengan aparat Malaysia.

"Setiap nelayan melaut diusir sama aparat Malaysia. Padahal di wilayah itu banyak ikannya," katanya.

Masyarakat menyesalkan tindakan Malaysia membangun mercusuar di Perairan Tanjung Datuk.

Farhad mengaku terkejut ada pembangunan mercusuar Malaysia di kampungnya. "Kenapa mercusuar ada di situ? Itu wilayah Indonesia, bukan Malaysia," kata dia.

sumber :  viva.co.id

Minggu, 11 Mei 2014

Pantai tanjung Batu - Pemangkat


Pantai Tanjung Batu merupakan pantai berbentuk tanjung bentukan alam yang terdiri dari bukit yang berbatu menjorok ke laut dengan ketinggian kurang lebih 80 meter.pantai tanjung Batu terletak sekitar 47 km dari pusat Ibukota Kabupaten Sambas. Di kaki bukit ini banyak terdapat batu – batu yang menghampar ke laut yang dapat di lihat apabila air laut dalam keadaan surut. Obyek wisata alam Pantai Tanjung Batu dilengkapi dengan gunung yang berfungsi sebagai benteng alam, wisatawan dapat menikmati pemandangan alam dari atas gunung keberbagai arah pandangan; menikmati pemandangan kota pemangkat, Gunung Gajah, Laut Cina Selatan, dan pemandangan indah lainnya.Menikmati perjalanan wisata berkeliling Gunung Tanjung Batu dengan berjalan menyusuri jalan setapak melingkari gunung. 

Selain panorama alam yang indah, obyek wisata ini juga relatif dekat dengan pusat perbelanjaan Kota Pemangkat. -Tugu kekejaman fasisme Jepang dengan jumlah korban sebanyak 47 orang. Korban di kak Gunung Tanjung Batu Meriam Tembak peninggalan jaman Belanda terletak di kaki Gunung Tanjung Batu sebanyak 2 buah. Meriam ini berusia lebih dari satu setenggah abad (tahun 1850). Makam Jendral Belanda Van Den Boch bertuliskan !0/10 th. 1850. Berupa tugu di puncak Gunung Tanjung Batu. Di atas puncak Gunung Tanjung Batu, juga terdapat makam para tentara Belanda: “ OBOS”. Merupakan tugu yang pada awalnya di tahun 1974 masih kelihatan dikelilingi oleh belasan makam prajurit Belanda yang gugur semasa menjalankan tugas, terbukti dengan ditandainya setiap kepala nisan yang berbentuk salib yang diletakkan topi baja prajurit tersebut. Karena kurangnya perhatian dari pemerintah dan tidak terpelihara sampai tahun 2008 ini hanya dapat dilihat sebuah tugu monumen berbentuk bujur sangkar dengan puncak atas berbentuk limas bertuliskan 1850 dan badan tugu empat persegi bertuliskan F. Jsorg, Luit Kol Inf. 1850 dan V.Winsheim. Legenda “Batu Ballah”. Salah satu legenda rakyat telah menjadi salah satu aset nasional kita. Wisata Indonesia Surga Dunia


Senja di Kota Pemangkat

sumber:disbudpar.kalbarprov.go.id

Cerita Rakyat "Semangka Emas"


Pada zaman dahulu kala, di Sambas hiduplah seorang saudagar yang kaya raya. Saudagar tersebut mempunyai dua orang anak laki-laki. Anaknya yang sulung bernama Muzakir, dan yang bungsu bernama Dermawan. Muzakir sangat loba dan kikir. Setiap hari kerjanya hanya mengumpulkan uang saja. Ia tidak perduli kepada orang-orang miskin. Sebaliknya Dermawan sangat berbeda tingkah lakunya. Ia tidak rakus dengan uang dan selalu bersedekah kepada fakir miskin.


Sebelum meninggal, saudagar tersebut membagi hartanya sama rata kepada kedua anaknya. Maksudnya agar anak-anaknya tidak berbantah dan saling iri, terutama bila ia telah meninggal kelak.


Muzakir langsung membeli peti besi. Uang bagiannya dimasukkan ke dalam peti tersebut, lalu dikuncinya. Bila ada orang miskin datang, bukannnya ia memberi sedekah, melainkan ia tertawa terbahak-bahak melihat orang miskin yang pincang, buta dan lumpuh itu. Bila orang miskin itu tidak mau pergi dari rumahnya, Muzakir memanggil orang gajiannya untuk mengusirnya. Orang-orang miskin kemudian berduyun-duyun datang ke rumah Dermawan.



Dermawan selalu menyambut orang-orang miskin dengan senang hati. Mereka dijamunya makan dan diberi uang karena ia merasa iba melihat orang miskin dan melarat. Lama kelamaan uang Dermawan habis dan ia tidak sanggup lagi membiayai rumahnya yang besar. Ia pun pindah ke rumah yang lebih kecil dan harus bekerja. Gajinya tidak seberapa, sekedar cukup makan saja. Tetapi ia sudah merasa senang dengan hidupnya yang demikian. Muzakir tertawa terbahak-bahak mendengar berita Dermawan yang dianggapnya bodoh itu. Muzakir telah membeli rumah yang lebih bagus dan kebun kelapa yang luas. Tetapi Dermawan tidak menghiraukan tingkah laku abangnya.



Suatu hari Dermawan duduk-duduk melepaskan lelah di pekarangan rumahnya. Tiba-tiba jatuhlah seekor burung pipit di hadapannya. Burung itu mencicit-cicit kesakitan "Kasihan," kata Dermawan. "Sayapmu patah, ya?" lanjut Dermawan seolah-olah ia berbicara dengan burung pipit itu. Ditangkapnya burung tersebut, lalau diperiksanya sayapnya. Benar saja, sayap burung itu patah. "Biar kucoba mengobatimu," katanya. Setelah diobatinya lalu sayap burung itu dibalutnya perlahan-lahan. Kemudian diambilnya beras. Burung pipit itu diberinya makan.



Burung itu menjadi jinak dan tidak takut kepadanya. Beberapa hari kemudian, burung itu telah dapat mengibas-ngibaskan sayapnya, dan sesaat kemudian ia pun terbang. Keesokan harinya ia kembali mengunjungi Dermawan. Di paruhnya ada sebutir biji, dan biji itu diletakkannya di depan Dermawan. Dermawan tertawa melihatnya. Biji itu biji biasa saja. Meskipun demikian, senang juga hatinya menerima pemberian burung itu. Biji itu ditanam di belakang rumahnya.



Tiga hari kemudian tumbuhlah biji itu. Yang tumbuh adalah pohon semangka. Tumbuhan itu dipeliharanya baik-baik sehingga tumbuh dengan subur. Pada mulanya Dermawan menyangka akan banyak buahnya. Tentulah ia akan kenyang makan buah semangka dan selebihnya akan ia sedekahkan. Tetapi aneh, meskipun bunganya banyak, yang menjadi buah hanya satu. Ukuran semangka ini luar biasa besarnya, jauh lebih dari semangka umumnya. Sedap kelihatannya dan harum pula baunya. Setelah masak, Dermawan memetik buah semangka itu. Amboi, bukan main beratnya. Ia terengah-engah mengangkatnya dengan kedua belah tangannya. Setelah diletakkannya di atas meja, lalu diambilnya pisau. Ia membelah semangka itu. Setelah semangka terbelah, betapa kagetnya Dermawan. Isi semangka itu berupa pasir kuning yang bertumpuk di atas meja. Ketika diperhatikannya sungguh-sungguh, nyatalah bahwa pasir itu adalah emas urai murni. Dermawan pun menari-nari karena girangnya. Ia mendengar burung mencicit di luar, terlihat burung pipit yang pernah ditolongnya hinggap di sebuah tonggak. "Terima kasih! Terima kasih!" seru Dermawan. Burung itu pun kemudian terbang tanpa kembali lagi.



Keesokan harinya Dermawan memberli rumah yang bagus dengan pekarangan yang luas sekali. Semua orang miskin yang datang ke rumahnya diberinya makan. Tetapi Dermawan tidak akan jatuh miskin seperti dahulu, karena uangnya amat banyak dan hasil kebunnya melimpah ruah. Rupanya hal ini membuat Muzakir iri hati. Muzakir yang ingin mengetahui rahasia adiknya lalu pergi ke rumah Dermawan. Di sana Dermawan menceritakan secara jujur kepadanya tentang kisahnya.



Mengetahui hal tersebut, Muzakir langsung memerintahkan orang-orang gajiannya mencari burung yang patah kaki atau patah sayapnya di mana-mana. Namun sampai satu minggu lamanya, seekor burung yang demikian pun tak ditemukan. Muzakir sungguh marah dan tidak dapat tidur. Keesokan paginya, Muzakir mendapat akal. Diperintahkannya seorang gajiannya untuk menangkap burung dengan apitan. Tentu saja sayap burung itu menjadi patah. Muzakir kemudian berpura-pura kasihan melihatnya dan membalut luka pada sayap burung. Setelah beberapa hari, burung itu pun sembuh dan dilepaskan terbang. Burung itu pun kembali kepada Muzakir untuk memberikan sebutir biji. Muzakir sungguh gembira.



Biji pemberian burung ditanam Muzakir di tempat yang terbaik di kebunnya. Tumbuh pula pohon semangka yang subur dan berdaun rimbun. Buahnya pun hanya satu, ukurannya lebih besar dari semangka Dermawan. Ketika dipanen, dua orang gajian Muzakir dengan susah payah membawanya ke dalam rumah karena beratnya. Muzakir mengambil parang. Ia sendiri yang akan membelah semangka itu. Baru saja semangka itu terpotong, menyemburlah dari dalam buah itu lumpur hitam bercampur kotoran ke muka Muzakir. Baunya busuk seperti bangkai. Pakaian Muzakir serta permadani di ruangan itu tidak luput dari siraman lumpur dan kotoran yang seperti bubur itu. Muzakir berlari ke jalan raya sambil menjerit-jerit. Orang yang melihatnya dan mencium bau yang busuk itu tertawa terbahak-bahak sambil bertepuk tangan dengan riuhnya.
(diolah dari Cerita Rakyat dari Kalimantan Barat 2, Syahzaman, PT.Grasindo, 1995)

Sabtu, 10 Mei 2014

Yonif 641 Raider bersama masyarakat membersihkan bantaran sungai


PASUKAN Kompi Senapan A Yonif 641 Raider bersama masyarakat terjun membersihkan bantaran sungai di Dusun Dare Nandung, Desa Sebedang, Kecamatan Sebawi, Jumat (25/4) kemarin. Kurang lebih 80 personel TNI Kompi Senapan A Yonif 641 Raider dan sekitar 50 warga, berbaur dengan membawa perlengkapan pembersihan untuk membersihkan bantaran sungai.
Kegiatan ini dalam rangka TNI manunggal dengan rakyat sekitar, guna mendekatkan diri dengan masyarakat, karena masyarakat sudah turut mendukung kegiatan latihan Kompi Senapan A di daerah Sebedang. Kegiatan yang dimaksud yakni latihan uji siap tempur tingkat regu tahun anggaran 2014. Kegiatan itu sendiri dilaksanakan sepanjang 22 – 25 April lalu.
"Yang jelas TNI dan masyarakat merupakan mitra dalam mewujudkan kebersamaan dan kekompakan menjaga keamanan dan kesatuan," ungkap Komandan Batalyon Infanteri 641/R (Danyonif), Letkol Inf Heri Budi P, melalui Danki Senapan A Sambas, Lettu Inf Rahman Maulana Sidik.Ia berharap jalinan ini dapat terus berkelanjutan, demi saling bahu membahu dan bekerjasama dalam upaya TNI Manunggal bersama warga.Apalagi, memang, diakui Danyonif, perlunya menjaga kelestarian sungai demi lancarnya aliran air yang dapat digunakan untuk kemanfaatan bersama. (Har)

Kasus Pemerkosaan dan Cabul Meningkat

Seminar Perlindungan Hukum dan HAM terhadap anak korban eksploitasi seks komersial di Kabupaten Sambas. 
SAMBAS – Berdasarkan data yang terhimpun di Pusat Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak atau P2TP2A Kabupaten Sambas, kasus pemerkosaan dan pencabulan yang terjadi pada anak setiap tahunnya meningkat. Hal itu ditegaskan wakil Bupati (Wabup) Sambas, Pabali Musa, pada saat membuka kegiatan Seminar Perlindungan Hukum dan HAM terhadap Anak Korban Eksploitasi Seks Komersial di Kabupaten Sambas di Kota Sambas, Kamis (24/4) lalu. Tahun 2011, disebutkan Wabup, terdapat 35 kasus, kemudian tahun 2012 (43 kasus), dan tahun 2013, 42 kasus. Sedangkan untuk tahun 2014 dituturkan Pabali, dari Januari hingga April ini, menurut data di UPPA Polres Sambas, kasus persetubuhan terhadap anak di bawah umur terdapat 14 korban dengan pelaku sebanyak 23 orang. “Bila masalah pelecehan seksual ini lambat ditanggulangi akan menjerat anak pada kasus eksploitasi seksual komersial, yang dapat mengakibatkan dampak-dampak yang serius terhadap anak, bahkan mengancam nyawa perkembangan fisik, psikologis, spiritual, emosional, dan sosial serta kesejahteraan seorang anak,” ujar Pabali. Menurutnya, ada beberapa faktor penyebab meningkatnya pelecehan seksual terhadap anak. Di antaranya, disebutkan dia, permintaan terhadap seks anak yang memicu terjadinya perdagangan seks anak secara global. Kemudian, faktor-faktor lainnya, dipaparkan dia, kemiskinan, diskriminasi, serta keinginan untuk memiliki sebuah kehidupan yang lebih baik membuat anak-anak menjadi rentan terhadap eksploitasi seks komersial anak. Anak-anak, diakui Wabup, sangat rentan untuk diperdagangkan dengan tujuan seks, karena tingkat pendidikan mereka kurang, sehingga lebih mudah dimanfaatkan dan lari dari situasi keluarga yang bermasalah, dan bisa dijual atau pergi ke luar negeri untuk mendapatkan pekerjaan. “Eksploitasi seksual komersial anak merupakan sebuah pelanggaran serius dan mendasar terhadap hak-hak anak yang melibatkan kekerasan seksual oleh orang dewasa dan anak, dengan pemberian imbalan dalam bentuk uang tunai atau barang terhadap anak,” sebut Pabali. Selain itu, perlakuan eksploitasi secara seksual dan komersial terhadap anak-anak, menurutnya juga sangat berisiko terhadap terjangkitnya HIV AIDS. Wabup meminta, hal ini menjadi perhatian seluruh komponen, mulai dari pemerintah, pemangku kepentingan, aparat penegak hukum, hingga komponen masyarakat lainnya. Karena permasalahan ini, menurut Pabali, menentukan pembangunan generasi muda dan masa depan bangsa ini. Sementara itu, kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB Kabupaten Sambas, Wahidah, memandang penyebab anak terjerat eksploitasi seks komersial anak di antaranya terjebak rayuan dari pacar, kondisi ekonomi, dan gaya hidup hedonisme atau pandangan yang menganggap kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup, hingga salah pergaulan dalam lingkungan sekitarnya. “Masalah ketidakharmonisan dalam keluarga juga memberikan kontribusi besar terhadap meningkatnya angka eksploitasi seks komersial anak,” tutur Wahidah. Data kasus perceraian dari unit kerja yang berkompeten, sebut dia, dari tahun ke tahun juga terus meningkat. Tahun 2011, dipaparkan dia, cerai talak mencapai 122 kasus, cerai gugat (621 kasus), kemudian di tahun 2012, cerai talak (132 kasus), cerai gugat (647 kasus), dan tahun 2013, cerai talak mencapai 128 kasus, dan cerat gugat ada di kisaran 687 kasus. Selain itu, kata Wahidah, ada penyebab lain seperti pernikahan dini, ancaman, dan tekanan dari pihak lain hingga perkosaan. Modus operandi eksploitasi seks komersial anak (ESKA) di Kabupaten Sambas yang pernah dilakukan penelitian pada tahun 2009, dipaparkan Wahidah, seperti banci, pacar atau suami dari mereka mempunyai peran yang cukup besar untuk menjadi broker atau perantara dalam bisnis ESKA, mereka umumnya mengantar korban ketempat hiburan, kafe, dan hotel-hotel, hingga kasus menunggu atau mangkal di seputar tempat hiburan dan hotel sampai larut malam. Modus lainnya, sebut dia, pemilik tempat hiburan dan kafe sudah mengetahui dan kenal terhadap para korban, sehingga supervisor atau germo sudah siap untuk menjadi perantara dalam transaksi dengan para korban. “Alasan anak terjerat kasus ESKA karena untuk meningkatkan ekonomi keluarga sebanyak 68 persen, mengikuti gaya hidup kota sebanyak 28 persen dan ada juga anak akibat perkawinan dini sebanyak empat persen,” tutur Wahidah. Anak korban ESKA tersebut, menurutnya, berusia sekitar 13 – 18 tahun. Anak yang berusia 13 – 14 tahun, ungkap dia, mencapai 10 persen, kemudian 15 – 16 tahun (30 persen), serta 17 – 18 tahun, 60 persen. Diterangkan dia, Pemerintah Kabupaten Sambas sebenarnya sudah sejak lama mengantisipasi permasalahan ini. Hal tersebut, menurutnya, dibuktikan dengan dikeluarkannya regulasi berupa Peraturan Daerah Kabupaten Sambas Nomor 3 tahun 2004 tentang Larangan Pelacuran dan Pornografi. “Kabupaten Sambas juga telah memiliki P2TP2A sebagai salah satu bentuk wahana pelayanan terpadudalam upaya pemenuhan kebutuhan perlindungan perempuan dan anak dari korban kekerasan dan perdagangan orang atau traficking yang memiliki sekretariat di Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB Kab Sambas,” jelas dia. Daerah ini ditegaskan dia, sudah memiliki gugus tugas traficking dengan tujuan memberikan pencegahan dan perlindungan perempuan dan anak dari praktik perdagangan orang. (Har)

sumber : http://www.pontianakpost.com/